10 Pertanyaan Tentang Dikotomi
1. Jelaskan apa yang dimaksud dikotomi sinkronik dan diadronik?
2. Apa yang dimaksu dengan pendekatan individualisme metodologis dan pendekatan koletivisme metodologis?
3. Bagaimana pendekatan dikotomi melihat pers yang sebenarnya?
4. Mengapa sering terjadi dikotomi "gender" antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan?
5. Apakah Ulama (Muslim) Klasik Mengenal Dikotomi Ilmu?
6. Dalam dikotomi Langue merupakan sejenis kode,
suatu aljabar atau sistem nilai yang murni. jelaskan apa yang dimaksud
sistem nilai yang murni? Berikan contohnya!
7. Apa perbedaannya la langue dan la parole?
8. Apa itu Dikotomi?
9. Sebutkan contoh - contoh Dikotomi dalam kaitannya dalam keilmuan atau kajian Linguistik?
10. Apa saja rumusan dikotomi yang dikemukan oleh Ferdinand De Sausure?
Publish at 20.54 PM
Kampus Kebanggaan Kami!!

10 Pertanyaan Tentang Dikotomi Sinkronik
Diposting oleh
Kelompok Satu
|
Read User's Comments(0)
Diposting oleh
Kelompok Satu
Biodata Anggota Kelompok
Diposting oleh
Kelompok Satu
|
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK SATU
Laki - Laki
Nama : Roy Moekti Sengajie (Royan)
NIM : A1B113005
Nomer Ponsel : +6289691756298
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook :
Royan M Sengajie
Twitter : @royan_scout98
E-mail : m.royyan98@ymail.com
Hobi : Futsal,
Menulis dan Membaca
Alamat : Jl.
Perdagangan Komplek. HKSN Permai
Blok. C9 RT. 24 No. 68 Banjarmasin
Blog Pribadi : www.royananakbanjar.blogspot.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Miftahul Huda (Huda)
NIM : A1B113086
Nomer Ponsel : 08233974975
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : Miftakhul
Huda
Hobi : Futsal
dan Membaca Puisi
Alamat : Jl. Agraria
1 RT. 24 RW. 02, Telag Biru, Banjarmasin
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Asep Rukmantara (Asep)
NIM : A1B113058
Nomer Ponsel : 085753444812
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook :
Asep Rukmantara
Hobi :
Badminton dan Menyanyi
Alamat : Jl. Sultan
Adam Komplek. Kadar Permai No. 78
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Muhammad Zailani (Lani)
NIM : A1B113026
Nomer Ponsel : 085751733588
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : M'zaylani
Stuart Collins
Hobi : Membaca
Sastra dan Membuat Pantun
Alamat : Jl. Trans Kalimantan, Kapuas
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Muhammad Elfan Al-gifari (Elfan)
NIM : A1B113076
Nomer Ponsel : 085249892692
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : Muhammad Elfan Al-gifari
Hobi : Berenang dan Photografy
Alamat : Jl. Perdagangan Komplek. AMD Permai
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Perempuan
Nama : Siti Hardiyanti (yanti)
NIM : A1B113093
Nomer Ponsel : 089221323494
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : Yanti Lolipop
Twitter : @yantiangelinez
Hobi : Membaca
Alamat : Jl. Basirih
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Siti Noor Jannah (jannah)
NIM : A1B113084
Nomer Ponsel : 087815315688
Akun
Jejaring Sosial :
Hobi : Membaca
Hobi : Membaca
Alamat : -
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Revina Sari Saputri (revina)
Nama : Nur Riani (Riani)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Aulia Rahmawati (Lia)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Rabiatul Sakban Miah (Miah)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Rahmi Maulida (Rahmi)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Norizzati Khairina (Zati)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Vidia Oktabelasari (Vidia)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Revina Sari Saputri (revina)
NIM : A1B113051
Nomer Ponsel : 085345641995
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : Revina Sari Saputri
Twitter : @revinasaputri
Hobi : Membaca
Alamat : Jl. Tanjung Maya
--------------------------------------------------------------------------------------------------Nama : Nur Riani (Riani)
NIM : A1B113060
Nomer Ponsel : 08971425563
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : Nur Iriani
Twitter : @nur_irianiID
Hobi : Membaca
Alamat : Jl. Purnasakti--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Aulia Rahmawati (Lia)
NIM : A1B113078
Nomer Ponsel : 087814757475
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : aulabeas@gmail.com
Twitter : @lia_chubby23
Hobi : Membaca Novel
Alamat Jl. Tanjung Maya--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Rabiatul Sakban Miah (Miah)
NIM : A1B113041
Nomer Ponsel : 085651010125
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : Niyahtuebabynya D'Aboodz
Twitter : -
Hobi : Membaca, makan, dan jalan - jalan
Alamat : ---------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Rahmi Maulida (Rahmi)
NIM : A1B113014
Nomer Ponsel : 08
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : rajmimaulida831@yahoo.com
Twitter : -
Hobi : Teater
Alamat : Jl. Awang Bahagia Komplek. Kidaung Permai--------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Norizzati Khairina (Zati)
NIM : A1B113011
Nomer Ponsel : -
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : -
Twitter : -
Hobi :-
Alamat : ---------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Vidia Oktabelasari (Vidia)
NIM : A1B113054
Nomer Ponsel : 085246160458
Akun
Jejaring Sosial :
Facebook : Bella Cicilia
Twitter : -
Hobi : Teater
Alamat : Jl. Brigjen Hasan Basri Komplek. STIE Indonesia, Banjarmasin--------------------------------------------------------------------------------------------------
Diposting oleh
Kelompok Satu
Fonologi
Diposting oleh
Kelompok Satu
|
Fonologi
Posted by Miftakhul Huda , Editing by Royan M Sengajie at Friday, September 19th 2013, 9.35PM
A. SEJARAH FONOLOGI
Sejarah
fonologi dapat dilacak melalui riwayat pemakaian istilah fonem dari waktu ke
waktu. Pada sidang Masyarakat Linguistik Paris, 24 mei 1873, Dufriche
Desgenettes mengusulkan nama fonem, sebagai padanan kata Bjm Sprachault.
Ferdinand De Saussure dalam bukunya “ Memorie Sur Le Systeme Primitif Des
Voyelles Dan Les Langues Indo-Europeennes” ‘memoir tentang sistem awal vokal
bahasa – bahasa Indo eropa ‘ yang terbit pada tahun 1878, mendefinisikan fonem
sebagai prototip unik dan hipotetik yang berasal dari bermacam bunyi dalam
bahasa –bahasa anggotanya. Sejarah fonologi dalam makalah ini akan lebih
mengkhususkan membahas mengenai istilah fonem. Gambaran mengenai perkembangan
fonologi dari waktu ke waktu dapat dilihat lewat berbagai aliran dalam
fonologi.
a. Aliran Kazan
Dengan tokohnya Mikolaj Kreszewski, aliran ini mendefinisikan fonem
sebagai satuan fonetis tak terbagi yang tidak sama dengan antropofonik yang
merupakan kekhasan tiap individu. Tokoh utama aliran kazan adalah Baudoin de
Courtenay (1895). Menurut linguis ini, bunyi – bunyi yang secara fonetis
berlainan disebut alternan, yang berkerabat secara histiris dan etimologis.
Jadi, meskipun dilafalkan berbeda, bunyi – bunyi itu berasal dari satu bentuk
yang sama. Pada 1880, Courtenay melancarkan kritiknya terhadap presisi atas
beberapa fona yang dianggapnya tidak bermanfaat. Pada 1925, paul passy
mempertegas kritik tersebut.
Ferdinand
De Saussure.
Dalam bukunya “Cours de Linguistique Generale” ‘ Kuliah Linguistik
umum’, Saussure mendefinisikan fonologi sebagai studi tentang bunyi – bunyi
bahasa manusia.dari definisi tersebut tercermin bahwa bunyi bahasa yang dimaksud
olehnya hanyalah unsure – unsure yang terdengar berbeda oleh telinga dan yang
mampu menghasilkan satuan – satuan akustik yang tidak terbatas dalam rangkaian
ujaran. Jadi dapat dikatakan bahwa Saussure menggunaklan criteria yang semata –
mata fonetis untuk menggambarkan fonem dan memempatkannya hanya pada poros
sintagmatik.
Lalu Saussure mengoreksinya dan mengatakan bahwa pada sebuah kata yang
penting bukanlah bunyi melainkan perbedaan fonisnya yang mampu membedakan kata
itu dengan yang lain.
Dengan konsep – konsepnya, meskipun tidak pernah mencantumkan istilah
struktur maupun fungsi, Saussure dianggap telah membuka jalan terhadap studi
fonologi yang kemudian diadaptasi oleh aliran Praha.
b. Aliran Praha
Kelahiran fonologi ditandai dengan “Proposition 22”
‘Usulan 22’ yang diajukan oleh R. Jakobson, S. Karczewski dan N. Trubetzkoy
pada konggres Internasional I para linguisdi La Haye, april 1928. Pada 1932
jakobson mendefinisikan fonem sebagai sejumlah ciri fonis yang mampu membedakan
bunyi bahasa tertentu dari yang lain, sebagai cara untuk membedakan makna kata.
Jadi konsep fonem merupakan sejumlah ciri pembeda (ciri distingtif).
c.
Aliran Amerika
Tokoh aliran ini adalah Edward Sapir (1925), seorang etnolog dan linguis
yang terutama memeliti bahasa – bahasa Indian Amerika. Menurutnya, sistem
fonologi bersifat bersifat fungsional. Kiprah Sapir diteruskan oleh penerusnya
dari Yale, Leonard Bloomfield , yang karyanya “Language” menjadikan dirinya
bapak linguistik Amerika selama 25 tahun. Pada buku itu Bloomfield menjelaskan
banyak hal tentang definisi – definisi mutakhir tentang fonem, istilah ciri
pembeda, zona penyebaran fonem, kriteria dasar dalam menentukan oposisi
fonologis dan lain – lain.
Sifat behaviouris dan antimentalis Bloomfield mengantarkannya pada
konsepsi tentang komunikasi sebagai perilaku dimana sebuah stimulus (ujaran
penutur) memunculkan reaksi mitra tutur. Menurutnya, yang penting dalam bahasa
adalah fungsinya untuk menghubungkan stimulus penutur dengan reaksi mitra
tutur. Agar fungsi itu terpenuhi, pada tataran bunyi cukuplah kiranya jika
setiap fonem berbeda dengan yang lainnya. Sehingga zona penyebaran fonem dan
sifat akustiknya bukanlah sesuatu yang penting. Pada tataran fonologi umum,
pionir fonologi Amerika lainnya, W.F Twaddell pada 1935 menerbitkan monografi.
Di dalamnya Twaddell menegaskan bahwa satuan – satuan fonologis bersifat
relasional. Daniel Jones dan Aliran Fonetik Inggris Sejak 1907 Daniel
Jones mengajar fonetik di University of London. Setelah itu ia kemudian lebih
banyak menggelti praktek fonologi di Inggris. Kegiatannya di jurusan fonetik di
University of college lebih difokuskan pada transkripsi fonetis dan pengajaran
pelafalan bahasa – bahasa dunia. Perhatiannya pada dua hal itu membuat dirinya
memiliki konsep tersendiri tentang fonem. Pada 1919, dalam “ Colloquial
Sinhalese Reader” yang diterbitkannya bersama H.S Parera, Jones memberikan
definisi fonem yang berciri distribusional.
Terinspirasi oleh Baudoin de Courtenay, yang memakai fonem sebagai
realitas psikofonetis, Jones menggambarkan fonem sebagai realitas mental.
Maksudnya, dalam studi tentang sifat alamiah fonem, kita juga dapat menggunakan
baik intuisi, rasa bahasa maupun cara – cara lain yang bersifat psikologis. Hal
ini menunjukkan bahwa Jones lebih suka pada sifat fonem, alih – alih fungsinya.
Dengan sudut pandang seperti itu sebenarnya Jones sudah memasuki daerah kerja
fonologi, dalam analisisnya ia memasukkan data fonologi tertentu, namun dengan
menyingkirkan sudutpandangfonologis.
B. PERKEMBANGAN
FONOLOGI
Tahun
1960-an sampai 1970-an menandai dimulainya kajian – kajian empiris tentang
bahasa Indonesia maupun bahasa – bahasa lain. Contoh karya – karya yang muncul
antara lain :
a. Artikel
tentang fonologi bahasa jawa dan sistem fonem dan ejaan (1960) oleh samsuri.
Ciri – ciri penelitian pada saat itu adalah dipengaruhi oleh gerakan
deskriptivisme, menganut aliran neo Bloomfieldian dan bersifat behaviouristik,
ketat dalam metodologi dan bahasa lisan menjadi objek utama.
b. Lalu pada
tahun 1970an masuk konsep fonem dan wawasan tentang unsur suprasegmental oleh
amran halim, dan Hans Lapoliwa dengan fonologi generatifnya.
Namun, untuk mengetahui perkembangan mutakhir linguistic Indonesia saat ini diperlukan survey lagi yang lebih mendalam.
Namun, untuk mengetahui perkembangan mutakhir linguistic Indonesia saat ini diperlukan survey lagi yang lebih mendalam.
C. PENGERTIAN
FONOLOGI
Menurut
Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam
linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
Fonologi
adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi
bahasa secara umum. Istilah fonologi ini berasal dari gabungan dua kata Yunani
yaitu phone yang berarti bunyi dan logos yang
berarti tatanan, kata, atau ilmu disebut juga tata bunyi. Akan tetapi,
bunyi yang dipelajari dalam Fonologi bukan bunyi sembarang bunyi, melainkan
bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam bahasa lisan ataupun tulis yang
digunakan oleh manusia. Bunyi yang dipelajari dalam Fonologi kita sebut dengan
istilah fonem.
Fonem
tidak memiliki makna, tapi peranannya dalam bahasa sangat penting karena fonem
dapat membedakan makna. Misalnya saja fonem [l] dengan [r]. Jika kedua fonem
tersebut berdiri sendiri, pastilah kita tidak akan menangkap makna. Akan tetapi
lain halnya jika kedua fonem tersebut kita gabungkan dengan fonem lainnya
seperti [m], [a], dan [h], maka fonem [l] dan [r] bisa membentuk makna /marah/
dan /malah/. Bagi orang Jepang kata marah dan malah mungkin mereka anggap sama
karena dalam bahasa mereka tidak ada fonem [l]. Oleh karena itulah sangat penting
bagi kita untuk mempelajari Fonologi.
Sekarang
coba Anda perhatikan bunyi gebrakan tangan di atas meja. Apakah bunyi tersebut
termasuk ke dalam kategori fonem? jika Anda menjawab Iya, Anda harus membaca
kembali kalimat sebelumnya. Tapi, jika jawaban Anda Bukan..Selamat! Anda telah
berhasil memahami tentang fonem. Bunyi gebrakan tangan di atas meja mungkin
bisa memiliki makna atau pun membedakan makna, tapi apakah bunyi tersebut
termasuk ke dalam bunyi bahasa..silahkan Anda perhatikan dengan baik.
Fonem
dalam bahasa Indonesia terdiri atas empat macam. Ada fonem yang benar-benar
asli dari bahasa Indonesia, namun ada pula fonem yang berasal dari berbagai
bahasa lain namun penggunaannya sudah dibakukan. Dalam pembahasan berikut, saya
tidak akan membedakan antara fonem yang asli dengan fonem yang serapan.
Menurut
Hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi
fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik biasanya dijelaskan sebagai cabang
studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah
bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa
dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.
Marilh kita lihat percakapan ini :
Orang I : apakah tugasmu hari ini?
Orang II : membuat resensi buku
Orang I : resensi buku? buku siapa?
Orang II : ah, buku dalam bahasa arab
Orang I: dalam bahasa arab?
Orang II: ya,kita kan mahasiswa bahasa arab.
Dari percakapan sependek ini kita hanya mendengar
deretan bunyi baik yang dikeluarkan oleh orang I maupun orang II. Bunyi-bunyi
ini disebut, bunyi bahasa yang kebetulan kita mengerti, karena kita
adalah penutur bahasa Indonesia. Seandainya ada orang jerman yang kebetulan
mendengar percakapan ini, pasti dia tidak mengerti bahasa Indonesia. Ilmu yang
mempelajari bunyi-bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya, untuk membedakan
makna leksikal disebut fonologi ( phonology). Di Amerika
istilah fonologi disebut fonemik (phonemics) sedangkan di eropa
disamping fonemik terdapat pula fonetik. Jadi, bagi sarjana di eropa, misalnya
Belanda dan Inggris terdapat fonetik dan fonologi, sedangkan di Amerika
Serikat, baik fonetik maupun fonemik dibicarakan dalam satu tataran yang
disebut fonologi.
D. BIDANG PEMBAHASAN FONOLOGI
Fonologi mempunyai dua cabang
kajian,
Pertama, fonetik yaitu
cabang kajian yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa
direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik adalah bagian fonologi yang mempelajari
cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi
oleh alat ucap manusia. Fonetik juga mempelajari cara kerja
organ tubuh manusia terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa. Chaer
membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi tiga jenis fonetik,
yaitu:
a) fonetik artikulatoris atau
fonetik organis atau fonetik fisiologi, mempelajari bagaimana mekanisme
alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa serta
bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
b) fonetik akustik mempelajari bunyi
bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu diselidiki
frekuensi getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya.
c) fonetik auditoris mempelajari
bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita.
Dari ketiga jenis fonetik tersebut
yang paling berurusan dengan dunia lingusitik adalah fonetik artikulatoris,
sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa
itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik akustik lebih
berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik auditoris berkenaan dengan bidang
kedokteran.
Kedua, fonemik yaitu
kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna. Chaer
mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi
membedakan makna kata. Misalnya bunyi [l], [a], [b] dan [u]; dan [r],
[a], [b] dan [u] jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi yang
pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi[r]. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda
dalam bahasa Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.
Fonemik adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Istilah lain yang berkaitan dengan Fonologi antara
lain fona, fonem, konsonan, dan vokal.
Fona adalah bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti
membedakan arti, sedang fonem ialah satuan bunyi ujaran terkecil yang
membedakan arti. Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut
alofon. Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan
huruf. Unluk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting
yaitu :
1. udara,
2. artikulator
atau bagian alat ucap yang bergerak, dan
3. titik
artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh artikulator.
Vokal
adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa
rintangan. Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan
udara keluar dengan rintangan, dalam hal ini yang dimaksud dengan rintangan
dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau
perubahan posisi artikulator.
E. KEDUDUKAN FONOLOGI DALAM CABANG-CABANG LINGUISTIK
Sebagai bidang yang berkosentrasi dalam deskripsi
dan analisis bunyi-bunyi, hasil kerja fonologi berguna bahkan sering
dimanfaatkan oleh cabang-cabang linguitik yang lain, misalnya morfologi,
sintaksis, dan semantik.
1. Fonologi dalam cabang
Morfologi
Bidang morfologi yang kosentrasinya
pada tataran struktur internal kata sering memanfaatkan hasil studi fonologi,
misalnya ketika menjelaskan morfem dasar {butuh} diucapkan secara bervariasi
antara [butUh] dan [bUtUh] serta diucapkan [butuhkan] setelah mendapat proses
morfologis dengan penambahan morfem sufiks {-kan}.
2. Fonologi dalam cabang
Sintaksis
Bidang sintaksis yang berkosentrasi
pada tataran kalimat, ketika berhadapan dengan kalimat kamu
berdiri. (kalimat berita), kamu berdiri? (kalimat
tanya), dan kamu berdiri! (kalimat perintah) ketiga kalimat
tersebut masing-masing terdiri dari dua kata yang sama tetapi mempunyai maksud
yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan dengan memanfaatkan hasil
analisis fonologis, yaitu tentang intonasi, jedah dan tekanan pada kalimat yang
ternyata dapat membedakan maksud kalimat, terutama dalam bahasa Indonesia.
3. Fonologi dalam cabang Semantik
Bidang semantik, yang berkosentrasi
pada persoalan makna kata pun memanfaatkan hasil telaah fonologi. Misalnya
dalam mengucapkan sebuah kata dapat divariasikan, dan tidak. Contoh kata
[tahu], [tau], [teras] dan [t∂ras] akan bermakna lain. Sedangkan kata duduk dan didik ketika
diucapkan secara bervariasi [dudU?], [dUdU?], [didī?], [dīdī?] tidak membedakan
makna. Hasil analisis fonologislah yang membantunya.
F. HAL – HAL YANG TERKAIT
FONOLOGI
a. Fonem
Fonem adalah kesatuan bunyi yang terkecil dan sistem bunyi-bunyi bahasa
yang dapat berfungsi sebagai pembeda makna. Dan fonem juga adalah
merupakan objek kajian dalam ilmu fonemik.
b. Identifikasi
Fonem
Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita harus
mencari sebuah satuan bahasa biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi, lalu
membandingkannya dengan satuan kata yang lain yang mirip dengan satuan bahasa
yang pertama. kalau ternyata kedua satuan bahasa itu mempunyai makna yang
berbeda maka dapat kita simpulkan bahwasanya bunyi tersebut adalah fonem,
karena dia bisa atau berfungsi membedakan makna kedua satuan bahasa tersebut.
Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kata “tajam” dengan ”talam”. Keduanya
memiliki kemiripan bunyi bahkan jumlah bunyinya sama (lima bunyi). “Ternyata
perbedaannya hanya pada bunyi “J” dan “l”. Maka dengan
demikian,dapat disimpulkan bahwa bunyi “j” dan “l” dalam
bahasa Indonesia adalah fonem, karena berfungsi dalam membedakan makna. Dalam
bahasa arab juga ditemukan adanya fonem, misalnya pada kata “ ذنوب“ dengan “ زنوب“ yang mempunyai arti yang berbeda
yaitu “dosa-dosa” dan “bulu ketiak”.
c. Klasifikasi Fonem
Dalam kajian fonologi, fonem dapat diklasifikasikan atas dua bagian,
yaitu : fonem segmental dan fonem suprasegmental. Adapun yang dimaksud dengan
fonem segmental adalah vokal dan konsonan dalam fonologi ataupun fonem-fonem
yang berupa bunyi yang didapat sebagai hasil segmentasi terhadap arus ujaran.
Dan yang dimaksud dengan suprasegmental adalah jalinan atau susunan bunyi yang
dapat membedakan arti suatu kata dengan kata yang lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan segmen adalah satuan bahasa yang diabstraksikan dari
suatu teks, misalnya fon atau fonem sebagai suatu bunyi, morf atau morfem
sebagai satuan gramatikal.
d. Identifikasi Fonem Bahasa Arab Berdasarkan
Klasifikasi Fonemnya.
1. Fonem Vokal
Dalam pembuktian bunyi-bunyi vokal dalam bahasa arab termasuk fonem atau
tidak, dapat dilihat sebagai berikut:
a. Vokal /i/
dan /î/ misal :
سن
/sinnun/ “umum atau
gigi”
سېن /sÎn/
“huruf s”
Vokal /i/ dan /Î/ dalam bahasa
arab adalah dua buah fonem yang hampir sama namun dapat membedakan makna.
b. Vokal /a/ dan /â/ misal :
نصر
/nasara/ “dia telah
menolong”
ناصر
/nâsara/ “saling
menolong”
Vokal /a/ dan /â/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir
sama namun dapat membedakan makna.
c. Vokal /u/ dan /û/
misalnya
:
نذر /nuzurun/ “peringatan”
نذور
/nuzûrun/ “nazar”
Vokal /u/ dan /û/ dalam bahasa
arab adalah dua buah fonem yang hamper sama, namun dapat membedakan makna.
d. Vokal /i/ dan /a/ misalnya :
من
/min/ “dari”
من
/man/ “siapa”
Vokal /i/ dan /a/ dalam
bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama, namun dapat membedakan
makna.
e. Vokal /i/ dan /u/ misalnya :
بر
/birrun/ “kebaikan”
بر
/burrun/ “gandum”
Vokal /i/ dan /u/
dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama, namun dapat
membedakan makna.
f. Vokal /a/ dan /u/ misalnya :
بر / barrun
/ “daratan”
بر / burrun /
“gandum”
Vokal
/a/ dan /u/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama,
namun dapat membedakan makna.
2. Fonem konsonan
Diantara beberapa fonem yang teridentifikasi memiliki kesamaan dalam
bahasa arab adalah sebagai berikut :
a. konsonan “ﺖ” /t/ dan “ﻄ” /t/, misalnya :
ﺗﻳﻥ / tin / ”buah tin”
ﻄﻳﻥ / tin / ”tanah”
konsonan “ﺖ” /t/ dan “ﻄ” /t/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda, dan dapat membedakan makna.
b. konsonan “ﺖ” /t/ dan ”ﺪ” /d/, misalnya ;
ﺘﺏ / tabba
/ ”celaka, binasa”
ﺪﺏ / dabba
/ ”merangkak, merayap”
konsonan “ﺖ” /t/ dan ”ﺪ” /d/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda, dan dapat membedakan makna.
c. konsonan ”ﻙ” /k/ dan ”ﻕ” /q/, misalnya :
ﻜﻟﺏ / kalbun /
’anjing”
ﻗﻟﺏ / qalbun
/ ”hati”
konsonan ”ﻙ” /k/ dan ”ﻕ” /q/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda, dan dapat membedakan makna.
d. konsonan ”ﺪ” /d/ dan ”ﺽ” /d/, misalnya :
ﺪﻝ / dalla
/ ”menunjukkan”
ﺿﻝ / dalla
/ ”menyesatkan”
konsonan ”ﺪ” /d/ dan ”ﺽ” /d/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda, dan dapat membedakan makna.
e. konsonan ”ﺙ” /t/ dan ”ﺫ” /z/, misalnya :
ﺛﻡ / samma
/ ”disana”
ﺫﻡ / zamma
/ ”mencela’
Konsonan ”ﺙ” /t/ dan ”ﺫ” /z/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda, dan dapat membedakan makna.
f. konsonan ”ﺫ” /z/ dan ”ﻅ” /z/, misalnya :
ﺫﻟﻴﻝ / zalillun /
”yang hina”
ﻅﻟﻴﻝ / zalilun /
”yang melindungi”
Konsonan ”ﺫ” /z/ dan ”ﻅ” /z/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda, dan dapat membedakan makna.
g.
konsonan ”ﺱ” /s/ dan ”ﺹ” /s/, misalnya :
ﻧﺴﺭ / nasrun /
“burung garuda”
ﻧﺼﺭ / nasrun /
“pertolongan”
Konsonan ”ﺱ” /s/ dan ”ﺹ” /s/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda, dan dapat membedakan makna.
h. konsonan ”ﺱ” /s/ dan “ﺶ” /sy/, misalnya :
ﺣﺭﺱ / harasa / “menjaga”
ﺣﺭﺵ / harasya / “memburu”
Konsonan ”ﺱ” /s/ dan “ﺶ” /sy/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda dan dapat membedakan makna.
ﻧﺣﺭ / nahara /
“menyembelih”
ﻧﻫﺭ / nahara
/ “membentak”
Konsonan “ﺡ” /h/ dan “ﻫ” /h/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda dan dapat membedakan makna.
ﻧﺣﻝ / nahlun /
“lebah”
ﻧﻌﻝ / na’lun
/ “sendal”
Konsonan “ﺡ” /h/ dan “ﻉ” /’a/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda dan dapat membedakan makna.
ﺴﺄﻝ / sa’ala
/ “bertanya”
ﺴﻬﻝ / sahala
/ “mudah”
Konsonan “ﺀ” /’a/ dan “ﻫ” /h/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda dan dapat membedakan makna.
l. konsonan “ﺀ” /’a/ dan “ﻉ” /’a/, misalnya :
ﺑﺩﺃ / badaa
/ “memulai”
ﺑﺩﻉ / bada’a /
“menciptakan”
Konsonan “ﺀ” /’a/ dan “ﻉ” /’a/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda dan dapat membedakan makna.
ﺃﻛﺑﺭ / akbarun / “lebih besar”
ﺃﺧﺑﺭ / akhbarun / “mengabarkan”
Konsonan “ﻙ” /k/ dan “ﺥ” /kh/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda dan dapat membedakan makna.
ﺑﺧﻳﺭ / bikhairin / “dengan baik”
ﺑﻐﻴﺭ / bigairin / “dengan
yang lain”
Konsonan” ﺥ” /kh/ dan “ﻍ” /g/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda dan dapat membedakan makna.
ﻟﺛﻡ / latsama
/ “mencium”
ﻟﺳﻡ / lasama
/ “mengecap”
Konsonan ” ﺥ” /kh/ dan “ﻍ” /g/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
berbeda dan dapat membedakan makna.
p. konsonan “ﺯ” /z/ dan ”ﺝ” /j/, misalnya :
ﻣﺯﻟﺔ / mazallatun
/
“tempat yang licin”
ﻣﺟﻟﺔ / majallatun
/
“majalah”
Konsonan “ﺯ” /z/ dan ”ﺝ” /j/ dalam bahasa arab adalah dua buah
fonem yang
berbeda dan dapat membedakan makna.
G. MANFAAT FONOLOGI DALAM
PENYUSUNAN BAHASA
Ejaan adalah peraturan penggambaran
atau pelambangan bunyi ujar suatu bahasa. Karena bunyi ujar adalah dua unsur,
yaitu segmental dan suprasegmental, ejaan pun menggambarkan atau melambangkan
kedua unsur bunyi tersebut.
Perlambangan unsur segmental bunyi
ujar tidak hanya bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk tulisan
atau huruf, tetapi juga bagaimana menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk
kata, frase, klausa, dan kalimat, bagaimana memenggal suku kata, bagaimana
menuliskan singkatan, nama orang, lambang-lambang teknis keilmuan dan
sebagainya. Perlambangan unsure suprasegmental bunyi ujar menyangkut bagaimana
melambangkan tekanan, nada, durasi, jedah dan intonasi. Perlambangan unsure
suprasegmental ini dikenal dengan istilah tanda baca atau pungtuasi.
Tata cara penulisan bunyi ujar ini
bias memanfaatkan hasil kajian fonologi,terutama hasil kajian fonemik terhadap
bahasa yang bersangkutan. Oleh karena itu, hasil kajian fonemik terhahadap
ejaan suatu bahasa disebut ejaan fonemis.
Diposting oleh
Kelompok Satu
Langganan:
Postingan (Atom)